Minggu, 29 Mei 2016

Ritual Dan Tradisi Islam Jawa

Judul ebook : Ritual Dan Tradisi Islam Jawa

          Buku ini menejelaskan tentang Islam Nusantara di masayarakat suku Jawa yang kaya atau penuh dengan berbagai tradisi. Ritual atau Tradisi tersebut dilakukan atau muncul karena adanya asimilasi budaya saat penyebaran Islam dulu di pulau Jawa. Ada juga yang merupakan bentuk dari penyebaran Islam yang dilakukan oleh Walisongo dulu yaitu dengan mengubah isi dari ritual tersebut yang tadinya bersifat magis menjadi islami.

Kaidah fiqih, Saksi, Bukti, dan Sumpah

Judul ebook : Kaidah fiqih, Saksi, Bukti, dan Sumpah

          Buku ini menjelaskan mengenai permasalahan hukum terutama terkait saksi, bukti, dan sumpah. Seseorang yang menuduh orang lain berbuat sesuatu harus membawa bukti atau saksi, namun jika kurang kuat maka si tertuduh haruslah bersumpah. Bukti atau saksi pun harus memenuhi beberapa syarat yang bisa dilihat pada buku ini.


SUNAN GUNUNG JATI CIREBON

Juduk ebook : SUNAN GUNUNG JATI CIREBON

Buku ini membahas tentang biografi Sunan Gunung Jati atau Syarif hidayatullah yang merupakan salah satu dari Wali songo. Masyarakat Cirebon mempercayai bahwa beliau lah yang mempunyai andil terbesar dalam membangun Kota Cirebon sehingga menjadi salah satu kota terbesar dan terkaya di pulau Jawa. 

Pengaturan Rakyat Tergantung Pada Kemashlahatan

Judul ebook : Pengaturan Rakyat Tergantung Pada Kemashlahatan


          Buku ini membahas tentang politik islam atau pemerintahan Islam sesuai dengan kaidah fiqih. Pemerintahan islam memiliki peranan yang sangat penting karena terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang bisa berdampak luas bagi negerinya. Bahwa pengambilan keputusan harus mementingkan kemashlahatan umum, sesuai syariat islam, dan pro rakyat.

Yang ikut itu Hukumnya sekedar mengikuti

Judul ebook : Yang ikut itu Hukumnya sekedar mengikuti

          Buku ini membahas kaedah fiqih. Maksud dari judulnya sendiri adalah bahwa sesuatu yang berlandaskan akan hal lain maka hukumnya pun sesuai dengan apa yang menjadi landasannya tersebut. Contoh kecilnya adalah jika seseorang menjual susu, namun susu tersebut belum diperah masih berada dalam hewan tsb maka hukumnya haram. Namun jika seseorang menjual sapi dan didalamnya terkandung susu maka halal karena susu yang mengikuti si sapi tersebut.

Kesesatan Ideologi ISIS

Judul ebook : Kesesatan Ideologi ISIS

            Buku ini membahas tentang ISIS yang dianggap sesat. ISIS merupakn pecahan atau bagian dari Al-Qaeda yang bahkan lebih sadis dan ekstrim. Mereka melakukan pembunuhan secara semena-mena dan penyerangan secara brutal bahkan pada sesama muslim. ISIS merupakan kelompok yang menyimpang dari kaidah Islam baik secara doktrin maupun perilaku, oleh karena itu sangat tidak pantas bila mereka menamakan diri sebagai Islam.

Adat Bisa Menjadi Acuan Hukum

Judul ebook : Adat Bisa Menjadi Acuan Hukum


          Buku ini menjelaskan tentang urf’ atau adat atau kebiasaan yang boleh dijadikan sebagai landasan atau acuan hukum. Adat atau urf’ boleh dijadikan landasan hukum akan sesuatu yang tidak diatur oleh agama. Namun tidak semua adat atau urf’ bisa menjadi rujukan, urf’ tersebut harus memenuhi beberapa syarat. Syarat terpenting adalah urf’ tersebut tidak boleh menyelisihi dalil-dalil syar’i. 

MLM Bolehkah ?

Judul ebook : MLM Bolehkah ?

          Buku ini memaparkan beberapa pendapat tentang MLM. Pendapat terkuat adalah bahwa MLM hukumnya adalah haram. Mengapa haram ? menurut buku ini karena tujuan orang mengikuti MLM adalah karena ingin mendapat bonusnya yang mana hal tersebut adalah riba. MLM haram bukan karena produknya melainkan karena sistemnya.

MONUMEN ISLAM DI SULAWESI SELATAN

MONUMEN ISLAM DI SULAWESI SELATAN

Buku yang di terbitkan pada tahun 2013 odan ditulis oleh Dr. Akin Duli, MA. ini menerangkan tentang keragaman peninggalan budaya islam yang ada di Sulawesi Selatan. Pada awalnya, di sana islamisasi memerlukan waktu yang lama untuk dapat diterima oleh masayaraktnya. Namun islamisasi semakin baik ketika adanya para mubaligh yang berasal dari Minangkabau, mereka disebut “Dato Tallu”(3 Dato) yaitu Dato Ri Bandang, Dato Ri Patimang, dan Dato Ri Trio. Di Sulawesi Selatan peninggalan budaya islam tersebar di berbagai pelosok daerah, ini mengindikasikan bahwa penyebaran islam telah terjadi dan dapat melewati batas-batas geografis dengan jalur jaringan yang saling berhubungan.ulama pada zaman itu membuat masjid, mushalla, atau langgar untuk dijadikan tempat penyebarang agama islam. Selainiu indikasi tersebarnya islam disana juga dapat dilihat dari makam-makam yang ada. Dalam buku ini dijelaskan beragam peninggalan-peninggalan atau monument yang berkaitang dengan islam di Sulawei Selatan yang bersifat material, seperti halnya masjid Jami yang berada di Palopo,Masjid Lamuru yang ada di Bone, hingga Masjid Al-Hilal yang ada di Gowa. Selain itu juga diceritakan mengenai istana Balla di Gowa, Makam Latenriruwa di Bantaeng sampai makam La gosi di Wajo. Karakter makam islam yang ada di Sulawesi Selatan pun tak luput dari isi buku ini, sepeti nisan aceh dan pengarushnya di Sulawesi Selatan dan lain hal sebagainya.

Link:

Biografi, Pemikiran, dan karya-karya Syeikh Nuruddin Ar-Raniry

Biografi, Pemikiran, dan karya-karya  Syeikh Nuruddin Ar-Raniry
 
Riwayat Hidup Beliau
Nuruddin Ar-Raniri adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17. Nama aslinya adalah Nuruddin bin Ali bin Hasanji bin Muhammad Hamid Ar-Raniri. Ia lahir di Ranir (Rander), Gujarat, India, dan mengaku memiliki darah suku Quraisy, suku yang juga menurunkan Nabi Muhammad SAW. Ayahnya adalah seorang pedagang Arab yang bergiat dalam pendidikan agama (Piah dkk., 2002: 59-60).

Ilmu Yang Dikuasainya
Nuruddin adalah seorang yang berilmu tinggi, yaitu orang yang pengetahuannya tak terbatas dalam satu cabangpengetahuan saja. Pengetahuannya sangat luas, meliputi bidang sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, tasawwuf, perbedaan agama, dan sufism. ia menulis kurang-lebih 29 kitab, yang paling terkenal adalah "Bustanul Salatin". Namanya kini diabadikan sebagai nama perguruan tinggi agama (IAIN) di Banda Aceh.

Guru Beliau
Beliau di katakan telah berguru dengan Sayyid Umar Abu Hafis Abdullah Basyeiban yang yang di India lebih dikenal dengan Sayyid Umar Al-Idrus kerna adalah khalifah Tariqah Al-Idrus Alawi di India. Ar-Raniri juga telah menerima Tariqah Rifaiyyah dan Qadariyah dari gurunya.
Putera Abu Hafs yaitu Sayyid Abdul Rahman Tajudin yang datang dari Balqeum, Karnataka, India pula telah menikah setelah berhijrah ke Jawa dengan Syarifah Khadijah, puteri Sultan Cirebon dari keturunan Sunan Gunung Jati.
Nuruddin mula-mula mempelajari bahasa Melayu di Aceh, lalu memperdalam pengetahuan agama ketika melakukan ibadah haji ke Mekah. Sepulang dari Mekah, ia mendapati bahwa pengaruh Syamsuddin as-Sumatrani sangat besar di Aceh. Karena tidak cocok dengan aliran wujudiyah yang disebarkan oleh Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin pindah ke Semenanjung Melaka dan memperdalam ilmu agama dan bahasa Melayu di sana.

Selama di Semenanjung Malaka
Selama tinggal di semenanjung, Nuruddin menulis beberapa buah kitab. Ia juga membaca Hikayat Seri Rama dan Hikayat Inderaputera, yang kemudian dikritiknya dengan tajam, serta Hikayat Iskandar Zulkarnain. Ia juga membaca Taj as-Salatin karya Bukhari al-Jauhari dan Sulalat as-Salatin yang populer pada masa itu. Kedua karya ini memberi pengaruh yang besar pada karyatamanya sendiri, Bustan as-Salatin (Piah dkk., 2002: 60)

Kembali Ke Aceh
Pada tahun 1637 ia kembali ke Aceh dan tinggal di sana selama tujuh tahun. Saat itu Syeh Syamsuddin as-Sumatrani telah meninggal. Berkat keluasan pengetahuannya, Sultan Iskandar Tani (1636-1641) mempercayainya untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan oleh Syamsuddin. Nuruddin menjabat sebagai Kadi Malik al-Adil, Mufti Besar, dan Syeikh di Masjid Bait al-Rahman.

Pada saat ia berjaya sebagai pejabat kesultanan inilah, dengan dibantu oleh Abdul Rauf as-Singkili, ia melakukan gerakan pemberantasan aliran wujudiyah yang diajarkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsudin as-Sumatrani. Karya-karya kedua ulama sufi itu dibakar dan para penganut aliran wujudiyah dituduh murtad serta dikejar-kejar karena dituduh bersekongkol untuk membunuh istri Sultan, Ratu Safiatun Johan Berdaulat.

Keadaan berbalik melawan Nuruddin ketika Sultan Iskandar Tani mangkat dan digantikan oleh istrinya, Sultanah Safiatuddin Johan Berdaulat (1641-1675). Polemik antara Nuruddin dan aliran wujudiyah bangkit kembali. Kali ini yang menang adalah seorang tokoh yang namanya sama dengan salah satu karya Hamzah Fansuri, yaitu Saif ar-Rijl, yang berasal dari Minangkabau dan baru kembali ke Aceh dari Surat (Braginsky, 1998: 473). Saif ar-Rijl mendapat dukungan sebagian besar kalangan Aceh, yang merasa tidak senang dengan besarnya pengaruh orang asing di istana Aceh. Untuk menyelesaikan pertikaian itu mereka mencari nasihat sang ratu, tetapi sang ratu menolak dengan dalih tidak berwenang dalam soal ketuhanan.

Sesudah berpolemik selama sekitar satu bulan, Nuruddin terpaksa meninggalkan Aceh dengan begitu tergesa-gesa, sehingga ia tidak sempat menyelesaikan karangannya yang berjudul Jawahir al-‘Ulum fi Kasyfi al-Ma‘lum (Hakikat Ilmu dalam Menyingkap Objek Pengetahuan) (Takeshi Ito, 1978: 489-491; via Braginsky, 1998: 473-474). Nuruddin akhirnya ia kembali ke Ranir. Ia meninggal di kota kelahirannya pada tanggal 21 September 1658 (Piah dkk., 2002: 60).

Karya
Secara keseluruhan, Nuruddin Ar-Raniri menulis sekitar dua puluh sembilan naskah, di antaranya adalah:
Karya-karya Besar Syeikh Nurruddin Ar-Raniry:
1. Kitab Al-Shirath al-Mustaqim (1634)
2. Kitab Durrat al-faraid bi Syarh al-‘Aqaid an Nasafiyah (1635)
3. Kitab Hidayat al-habib fi al Targhib wa’l-Tarhib (1635)
4. Kitab Bustanus al-Shalathin fi dzikr al-Awwalin Wa’l-Akhirin (1638)
5. Kitab Nubdzah fi da’wa al-zhill ma’a shahibihi 6. Kitab Latha’if al-Asrar
7. Kitab Asral an-Insan fi Ma’rifat al-Ruh wa al-Rahman
8. Kitab Tibyan fi ma’rifat al-Adyan
9. Kitab Akhbar al-Akhirah fi Ahwal al-Qiyamah
10. Kitab Hill al-Zhill
11. Kitab Ma’u’l Hayat li Ahl al-Mamat
12. Kitab Jawahir al-‘ulum fi Kasyfi’l-Ma’lum
13. Kitab Aina’l-‘Alam qabl an Yukhlaq
14. Kitab Syifa’u’l-Qulub
15. Kitab Hujjat al-Shiddiq li daf’I al-Zindiq
16. Kitab Al-Fat-hu’l-Mubin ‘a’l-Mulhiddin
17. Kitab Al-Lama’an fi Takfir Man Qala bi Khalg al-Qur-an
18. Kitab Shawarim al- Shiddiq li Qath’I al-Zindiq
19. Kitab Rahiq al-Muhammadiyyah fi Thariq al-Shufiyyah.
20. Kitab Ba’du Khalg al-samawat wa’l-Ardh
21. Kitab Kaifiyat al-Shalat
22. Kitab Hidayat al-Iman bi Fadhli’l-Manaan
23. Kitab ‘Aqa’id al-Shufiyyat al-Muwahhiddin
24. Kitab ‘Alaqat Allah bi’l-‘Alam
25. Kitab Al-Fat-hu’l-Wadud fi Bayan Wahdat al-Wujud
26. Kitab ‘Ain al-Jawad fi Bayan Wahdat al-Wujud
27. Kitab Awdhah al-Sabil wa’l-Dalil laisal li Abathil al-Mulhiddin Ta’wil
28. Kitab Awdhah al-Sabil laisan li Abathil al-Mulhiddin Ta’wil.
29. Kitab Syadar al-Mazid


(Sumber : http://ashabirrasul.blogspot.com)

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili

Biografi, Karya, dan Pemikiran Abdul Rauf Al-Singkili

 Sumber : coies.blogspot.com
Nama lengkap Abdul Rauf Al-Singkili adalah Amin al-Din Abdul Rauf ibn Ali al-Jawi al-Fansuri As-Singkili. Dia diperkirakan lahir di Singkel, Kabupaten Aceh Selatan pada 1620 M. Ayahnya seorang guru dan mubalig yang bernama Ali berasal dari Persia atau Arabia yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Sesuai dengan gelaran al-Fansuri, ibu Abdul Rauf berasal dari Desa Fansur Barus. Sedangkan gelaran al-Singkili karena dia lahir di daerah Singkel, Aceh. Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar agama Islam pada ayahnya sendiri.
Mengenai latar belakang pendidikannya, Abdul Rauf telah mempunyai dasar agama yang cukup kuat. Barulah sekitar tahun 1642 beliau merantau ke tanah Arab. Kepergiannya dikarenakan adanya kontroversi dan pertikaian antara Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumatrani dengan Nurudin ar Raniri dan para pengikutnya. Dengan alasan ini mungkin sekali Abdul Rauf mengetahui semua permasalahan yang mengakibatkan terjadinya pembakaran karya-karya Hamzah Fansuri. Akan tetapi, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa kepergiannya ke tanah Arab untuk menunaikan ibadah haji.
Selama di tanah Arab, Abdul Rauf belajar kepada sejumlah guru, ulama, dan tokoh mistik ternama di Jeddah, Makkah, Madinah, Mokha, Bait al Faqih, dan tempat-tempat lain. Sebagai orang yang bisa dikatakan paling berpengaruh pada diri Abdul Rauf adalah Syeikh Shafiuddin Ahmad Al-Dajjani Al Qusyasyi, yakni guru spiritualnya di Madinah. Darinya Abdul Rauf mendapat ijazah dan khirqah untuk menjadi khalifah dalam Thariqat Syaththariyyah dan Qadiriyyah. Abdul Rauf bukanlah sekadar ulama tasawuf, tapi juga ahli ilmu-ilmu lahir seperti tafsir, fiqih, dan hadits. Perpaduan dua bidang ilmu tersebut sangat memengaruhi sikap keilmuan Abdul Rauf, yang sangat menekankan perpaduan antara syariat dengan tasawuf.
Ia diperkirakan kembali ke Aceh sekitar tahun 1083 H/1662 M dan mengajarkan serta mengembangkan tarekat Syattariah yang diperolehnya. Murid yang berguru kepadanya banyak dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan (dari Pariaman, Sumatera Barat) dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (dari Tasikmalaya, Jawa Barat). Karena pola pemikiran Abdul Rauf menarik hati Sultanah Safiyyatudin yang saat itu memerintah Kesultanan Aceh, Abdul Rauf akhirnya diangkat sebagai Qadi Malik al ‘Addil yang bertanggung jawab atas administrasi masalah-masalah keagamaan. Abdul Rauf wafat pada tahun 1693 dan dimakamkan di dekat Kuala Sungai Aceh. Oleh karena itu, beliau mendapat sebutan Teungku di Kuala. Kini, namanya diabadikan menjadi nama sebuah perguruan tinggi di Aceh, yaitu Universitas Syaikh Kuala.
Karya Abdul Rauf al-Singkili:
 Berikut adalah sebagian karya Abdul Rauf yang dapat kami sajikan dari berbagai sumber:
1.      Turjuman al-Mustafid (terjemah pemberi faedah), merupakan kitab tafsir pertama dalam bahasa melayu, kitab ini ditulis oleh Abdul Rauf sekembalinya dari negeri Arab.
2.      Mir’atuttullab fi tashil ma’rifat al-Ahkam asy-Syariat li al-Malik al-Wahhab, kitab fiqih yang ditulis olehnya atas permintaan Sulthanah Tajul Alam Safiyatuddin Syah. Kitab ini berisi kajian tentang muamalat. Di dalam kitab ini, ada kajian beliau yang membolehkan perempuan sebagai qadhi dan pemimpin.
3.      Al faraidh, risalah tentang hukum kewarisan dalam Islam.
4.      Hidayah al-Balighah, kitab fiqh yang isimya mengenai pembuktian dalam peradilan, kesaksian, dan sumpah.
5.      ’Umdat al Muhtajin ila suluk maslak al-Mufridin, kitab tasawuf yang isinya terdiri atas tujuh bab. Di akhir kitab ini Abdul Rauf menguraikan silsilah tarekat Syattariyah sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
6.      Kifayatul Muhtajin ila masyrah al-Muwahhidin al Qailin bi Wahdat al-Wujud, berisi mengenai ilmu tasawuf.
7.      Daqaiqul Huruf, yang isinya terhadap beberapa bait syair Ibn Arabi.
8.      Bayan Tajalli, kitab ini berisi tentang penjelasan Abdul Rauf tentang zikir yang yang utama dibaca ketika sakaratul maut.
9.      Tambihul Masyi Manshub ila Thariqi al-Qushasi, isinya mencerminkan perjalanan tasawuf Abdul Rauf dengan gurunya Ahmad Qushasi.
10.  Attariqat as-Syattariyah, berisi tentang pokok ajaran Syattariyah.
11.  Mawaizil Badiah, berisi tiga puluh dua hadits beserta syarahnya yang berhubungan dengan tauhid, akhlaq, ibadat dan tasawuf.
12.  Penjelasan tentang Matan al-Arba’in an-Nawawi.
13.  Bayan al-Arkan, pedoman dalam melaksanakan ibadah.
14.  Risalah adab Murid dengan Ulama.
15.  Risalah Mukhtasar fi Bayan Syurut as-Syeh wa al-Murid, yang berisi tentang kewajiban-kewajiban murid terhadap guru mereka terutama dalam metode zikir dalam tarekat Syattariyah.
16.  Syams al-Makrifat, berisi tentang uraian tasawuf dan ilmu ma’rifat yang beliau ambil dari Ahmad Qushasi.
17.  Majmu’ Masail, berisi tasawuf terutama uraian menyangkut kehidupan beragama.
18.  Bayan al-Aghmadal Masail wa Sifat al-Wajibat li Rabb al-Ard wa as-Samawati, isinya tentang al-Akyan as-Sabithah.
19.  Lubb al-Kasy wa al-Bayan lima yarahu al-Muqtadar bi al-Iyan, isinya tentang sakaratul maut.
20.  Sullam al-Mustafidhin, penjelasan tentang nazam-nazam yang dikarang oleh gurunya al Qushasi.
21.  Pernyataan tentang zikir yang paling utama pada saat sakaratul maut, yaitu la ilaa ha illa Allah.
Pemikiran Abdul Rauf al-Singkili:            
Aliran Tasawuf yang dikembangkan oleh Syeh Abdul Rauf sepulangnya dari negeri Arab dalam perkembangannya di Indonesia menghadapi dua kutub aliran tasawuf yang berbeda sebagai warisan ulama terdahulu Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, dan Nuruddin ar-Raniri, dalam kondisi demikian tarekat Syattariah menjadi ”penyejuk” bagi perbedaan yang tajam antara dua aliran wahdatul wujud dan syuhuduyah tersebut. Pendekatan yang dilakukan oleh Abdul Rauf adalah mendamaikan antara paham-paham yang bertentangan, hal itu sejalan dengan kecenderungan jaringan ulama abad ke-17 M yang berupaya saling mendekatkan antara ulama yang berorientasi pada syariat dengan para sufi yang berorientasi pada makrifat. Diskursus rekonsiliasi antara tasawuf dan syariat.
Dari ini ajaran tasawufnya mirip dengan Syamsuddin al-Sumatrani dan Nuruddin al-Raniri, yaitu menganut paham satu-satunya wujud hakiki, yakni Allah. Sedangkan alam ciptaan-Nya bukanlah merupakan Wujud hakiki, tetapi bayangan dari yang hakiki. Menurutnya jelaslah bahwa Allah berbeda dengan alam.
Abdul Rauf menpunyai pemikiran tentang zikir. Zikir, dalam pandangan Abdul Rauf, merupakan suatu usaha untuk melepaskan diri dari sifat lalai dan lupa. Dengan zikir inilah hati selalu mengingat Allah. Tujuan zikir ialah mencapai fana’ (tidak ada wujud selain wujud Allah), berarti wujud hati yang berzikir dekat dengan wujud-Nya.
Ajaran tasawuf Abdul Rauf yang lain adalah bertalian dengan martabat perwujudan. Menurutnya, ada tiga martabat perwujudan: pertama martabat ahadiyyah atau la ta’ayyun, yang mana alam pada waktu itu masih merupakan hakikat ghaib yang masih berada di dalam ilmu Tuhan. Kedua, martabat wahdah atau ta’ayyun awwal, yang mana sudah tercipta haqiqat Muhammadiyyah yang potensial bagi terciptanya alam. Ketiga, martabat wahdiyyah atau ta’ayyun tsani, yang disebut juga dengan a’ayyan al-tsabitah dan dari sinilah alam tercipta. Menurutnya, tingkatan itulah yang dimaksud Ibn’ Arabi dalam sya’ir-sya’nya.
Rekonsiliasi syariah dan tasawuf yang dikembangkan oleh Abdul Rauf dapat diamati dari tiga pilar corak pemikirannya dalam bidang tasawuf, ketiga pokok pemikiran tersebut adalah ketuhanan dan hubungan dengan alam, insan kamil, dan jalan menuju Tuhan (tariqat).
a)      Ketuhanan dan hubungannya dengan alam, Syeh Abdurrauf menganut paham satu-satunya yang wujud hakiki adalah Allah, Alam ciptaannya adalah wujud bayangan-Nya yakni bayangan dari wujud hakiki. b)      Insan kamil adalah sosok manusia ideal. Abdul Rauf memahami insan kamil sebagai kombinasi dari paham al-Ghazali, al-Hallaj dan paham martabat tujuh yang telah ditulis oleh Syeh Abdullah al-Burhanpuri dalam kitab Tuhfah almursalah ila ruhin nabi. c)      Thariqat (jalan kepada Allah), kecendrungan rekonsiliasi yang dilakukan oleh Syeh Abdurrauf sangat kentara sekali ketika ia menjelaskan tauhid dan zikir sejalan dengan kepatuhan total pada syariat.
Abdul Rauf berpendapat bahwa dzikir penting bagi orang yang menempuh jalan tasawuf, di mana dasar dari tasawuf adalah dzikir yang berfungsi mendisiplinkan kerohanian Islam. Dalam berdzikir ada dua metode yang diajarkannya, yaitu dzikir keras dan dzikir pelan. Dzikir keras seperti pengucapan "La ilaha illa Allah" sebagai penegasan akan keesaan Sang Pencipta.

Dzikir menurut dia bukanlah membayangkan kehadiran gambar Tuhan melainkan melatih untuk memusatkan diri. Di samping itu, Abdul Rauf berpandangan bahwa tauhid menjadi pusat dari ajaran tasawuf. Pandangan-pandangan dasar Abdul Rauf tentang tasawuf ini tertera dalam kitab Tanbih Al-Masyi. La ilaha illa Allah menurut dia, memiliki empat tingkatan tauhid: penegasan, pengesahan ketuhanan Allah, mengesahkan sifat Allah dan mengesahkan dzat Tuhan.

Sumber :
http://satugoresanpena.blogspot.co.id/2015/06/biografi-karya-dan-pemikiran-abdul-rauf.html diakses pada tanggal 30 mei 2016

Biografi, Pemikiran, dan karya-karya Hamzah Fansuri

Biografi, Pemikiran, dan karya-karya Hamzah Fansuri




  
Pada abad ke XVII, kerajaan Aceh mencapai zaman kejayaannya. Kerajaan Aceh pada masa ini banyak dikunjungi oleh ulama dan orang-orang Muslim yang ingin menuntut ilmu Islam, baik dari mancanegara maupun dalam negeri. Hal ini disebabkan karena Aceh pada waktu itu merupakan tempat studi agama Islam yang terkenal di kepulauan Nusantara dan sekitarnya. Selama di Aceh, orang-orang yang menuntut ilmu agama Islam ini bekerja sebagai pengajar ilmu agama dan ada juga yang menjadi pengarang kitab dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satu cendikiawan yang turut menuntut ilmu di Aceh ialah Hamzah Fansuri yang terkenal dengan ajaran tasawuf wujudiyah-nya. Kehidupan Hamzah Fansuri tidak terlepas dari sejarah perjalanan penyebaran agama Islam di Nusantara. Hamzah Fansuri merupakan orang pertama yang mempelopori pengembangan sastra Melayu di Nusantara dengan aliran tasawuf wujudiyah yang diaplikasikan dalam kehidupan dan dipaparkan dengan lirik sastra Melayu.
            Hamzah Fansuri adalah seorang cendikiawan, ulama tasawuf, sastrawan, dan budayawan terkemuka. Ia diperkirakan telah menjadi penulis pada masa Kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Sayid al-Mukammal (1588-1604) dan dapat ditarik benang merah jika Hamzah Fanshuri hidup antara pertengahan abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Ia berasal dari Fansur yakni sebuah kota pantai di barat Sumatera bagian utara, arah ke selatan daerah Aceh (sekarang sebagian masuk dalam wilayah Sumatera Utara). Ciri khas negeri Fansur itu adalah penghasil kapur barus yang sangat terkenal di dunia pada saat itu. Ia sering melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu, antara lain ke Kudus, Banten, Johor, Siam, India, Persia, Irak, Mekah, Madinah, dan lain-lain. Setelah pengembaraannya selesai, ia kembali ke Aceh dan mengajarkan ilmunya. Pada mulanya ia berdiam di Barus lalu ke Banda Aceh, kemudian ia mendirikan dayah di Oboh, Singkil.
Hamzah Fansuri termasuk orang yang sangat gemar dan mementingkan dalam mencari ilmu, terutama ilmu agama, khususnya tasawuf. Untuk itu, ia tidak segan-segan berpergian jauh dalam waktu lama untuk tujuan itu. Namun, perjalanannya tidak hanya untuk mencari ilmu pengetahuan tetapi juga untuk kepentingan amalan agama, terutama berkaitan dengan ajaran tasawuf yang dianutnya. Hamzah Fansuri dapat dikatakan tokoh tasawuf dari Aceh yang membawa faham wahdatul wujud. Ajaran Hamzah Fansuri ini banyak bersumber dari pemikiran Ibnu Arabi. Ajaran wahdatul wujud adalah ajaran yang meyakini bahwa Tuhan dapat bersatu dengan makhluknya atau serupa dengan pengertian pantheisme. Jasanya yang paling menonjol dalam bidang pendidikan adalah usahanya memperkaya bahasa Melayu menjadi bahasa ilmu pengetahuan yang tidak kalah dengan bahasa-bahasa ilmu pengetahuan dunia lain. Oleh karena itu, Hamzah Fansuri dianggap sebagai perintis penggunaan bahasa Melayu menjadi bahasa ilmu pengetahuan yang hingga kini semakin berkembang pesat.
Pada mulanya Hamzah Fansuri mempelajari ilmu tasawuf setelah menjadi anggota tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Abdul Qadir Jailani. Pengaruh Hamzah Fansuri cepat tersebar di seluruh Nusantara terutama melalui pengajaran-pengajaran yang beliau berikan selama perantauan ke berbagai tempat dan melalui karya-karyanya yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Murid-muridnya pun tersebar pula di mana-mana. Hamzah Fansuri tidak saja dikenal sebagai ulama tasawuf dan sastrawan terkemuka tetapi juga seorang perintis dan pelopor pembaharuan yang sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Islam di Nusantara. Khususnya di bidang kerohanian, keilmuan, filsafat, bahasa, dan sastra. Di bidang keilmuan, Hamzah Fansuri telah mempelopori penulisan risalah tasawuf atau keagamaan yang demikian sistematis dan bersifat ilmiah. Sebelum karya-karya Hamzah Fansuri muncul, masyarakat Melayu mempelajari masalah-masalah agama, tasawuf, dan sastra melalui kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab dan Persia.
Hamzah Fansuri juga telah berhasil meletakkan dasar-dasar puitika dan estetika Melayu. Dasar-dasar puitika ini terekam dalam syair-syair Hamzah Fansuri yang diketahui tidak kurang 32 untaian. Syair ini dianggap sebagai syair Melayu pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu, yaitu sajak empat baris dengan pola bunyi akhir a-a-a-a pada setiap barisnya. Ciri-ciri sajaknya yang menonjol akhirnya dijadikan semacam konvensi sastra atau puisi Melayu klasik. Pertama, pemakaian penanda kepengarangan. Kedua, banyak petikan ayat Al Qur’an, Hadits, Pepatah, dan kata-kata Arab. Itu menunjukkan derasnya proses Islamisasi untuk pertamakalinya melanda bahasa, kebudayaan dan sastra Melayu abad ke-16. Ketiga, dalam setiap bait terakhir syairnya selalu mencantumkan takhallus (nama diri), yaitu nama julukan yang biasanya didasarkan pada nama tempat kelahiran penyair atau tempat ia dibesarkan. Keempat, terdapat pula tamsil dan citraan-citraan simbolik atau konseptual yang biasa digunakan oleh penyair-penyair Arab dan Persia dalam melukiskan pengalaman dan gagasannya. Kelima, karena paduan yang seimbang antara diksi atau pilihan kata, rima dan unsur-unsur puitik lainnya. Sumbangan pemikiran selanjutnya mengenai kebahasaan dapat dibaca dalam syair-syair dan risalah-risalah tasawuf Hamzah Fansuri. Hamzah Fansuri mempelopori pula penulisan puisi-puisi filosofis dan mistis bercorak Islam. Sangat besar jasanya dalam proses Islamisasi bahasa Melayu. Islamisasi bahasa sama saja dengan Islamisasi pemikiran dan kebudayaan. Syair-syairnya bukan saja memperkaya perbendaharaan kata bahasa Melayu tetapi juga mengintegrasikan konsep-konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan dalam sistem bahasa dan budaya Melayu. Kedalaman kandungan puisi-puisinya sukar ditandingi oleh penyair lain yang sezaman bahkan sesudahnya.
Bidang kebahasaan, Hamzah Fansuri telah memberikan sumbangan pemikirannya. Pertama, sebagai penulis pertama kitab keilmuan dalam bahasa Melayu. Ia telah berhasil mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa intelektual dan ekspresi keilmuan yang hebat. Dengan demikian, kedudukan bahasa Melayu di bidang penyebaran ilmu dan persuratan menjadi sangat penting dan mengungguli bahasa-bahasa Nusantara lainnya pada waktu itu. Oleh karena itu, pada abad ke-17 bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar pada berbagai lembaga pendidikan Islam. Bahkan digunakan pula oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bahasa administrasi dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah pemerintah. Hal ini memberikan peluang besar terhadap bahasa Melayu untuk berkembang maju dan dipilih serta ditetapkan menjadi bahasa persatuan dan kebangsaan Indonesia pada dewasa ini.
Dalam bidang filsafat, ilmu tafsir dan telaah sastra, Hamzah Fansuri telah mempelapori penerapan metode takwil atau hermeneutika keruhanian. Sebagai contoh, dalam tulisannya Rahasia Ahli Makrifat, Hamzah Fansuri menyampaikan analisisnya dengan tajam dan dengan landasan pengetahuan yang luas mencakup metafisika, teologi, logika, epistemologi, dan estetika.
            Murid Hamzah Fansuri yang terkenal ialah Syekh Syamsuddin bin Abdullah as Samathrani. Ia sangat berpengaruh dalam kehidupan keagamaan di Kesultanan Aceh Darussalam, terutama pada masa pemerintahan Sayid al Mukammal dan Sultan Iskandar Muda. Pendirian Syekh Syamsuddin itu merupakan cerminan dari pendirian Hamzah Fansuri. Hal itu dapat dilihat dari seluruh karya Syamsuddin, bahkan karyanya tersebut dapat dianggap memperjelas pendirian Hamzah Fansuri. Salah satu pandangan dan uraian Syamsuddin atas karya Hamzah Fansuri berjudul Ruba-i Hamzah Fansuri. Namun, setelah Sultan Iskandar Muda meninggal, ajaran Hamzah Fansuri dan Syamsuddin mendapat serangan hebat dari ulama besar lainnya yaitu Nuruddin Ar-Raniri dan Abdurrauf Al Singkili. Bentuk dan sifat pertentangan ini berpangkal pada adanya dua aliran dalam ilmu tasawuf yang memang sulit untuk dikompromikan. Aliran pertama seperti sudah disebutkan yaitu wujudiyah, teori ini merupakan monisma (serba esa). Menurut ahli tasawuf dari aliran itu, dunia hanyalah emanasi atau pancaran dari inti sari yang tidak tercipta. Aliran yang kedua wihdatussyuhud yakni kesatuan persaksian.
Pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda sebenarnya telah ada benih-benih pertentangan kedua aliran tasawuf tersebut tetapi dengan kebijaksanaan Sultan Iskandar Muda pertentangan itu tidak sampai menimbulkan kekacauan dikehidupan keagamaan. Sesudah Sultan Iskandar Muda mati maka Syekh Nuruddin Ar Raniri berhasil mempengaruhi Sultan Iskandar Sani untuk meberantas ajaran-ajaran Hamzah Fansuri dan Syamsuddin As Samathrani yang dianggap olehnya sebagai ajaran sesat. Buku-buku karya Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as Samathrani dibakar dan dimusnahkan. Serta rakyat Aceh dilarang menganut faham kedua tokoh tersebut.
Karya-karya Hamzah Fansuri dapat disebutkan di kesusasteraan Melayu/Indonesia antaranya adalah:
1.     Syair Burung Pinggai, bercerita tentang burung pinggai yang melambangkan jiwa manusia dan Tuhan. Dalam syair itu, Hamzah Fansuri mengangkat satu masalah yang banyak dibahas dalam tasawuf, yaitu hubungan satu dan banyak. Yang esa adalah Tuhan dengan alamnya yang beraneka ragam.
2.     Syair Burung Pungguk, bercerita tentang hubungan manusia denga Tuhan.
3.     Syair Perahu, melambangkan tubuh manusia sebagai perahu layar di laut. Pelayaran itu penuh marabahaya. Apabila manusia kuat memegang keyakinan akan Tuhan maka dapat dicapai suatu tahap yang menunjukkan tidak adanya perbedaan antara Tuhan dengan Hambanya.
4.     Syair Dagang, bercerita tentang kesengsaraan seorang anak dagang yang hidup di rantau.
5.     Asrar al Arifin fi Bayan Ilmi as Suluk wa at Tauhid (keterangan mengenai perjalanan ilmu suluk dan keesaan Tuhan), berisi pandangan Hamzah Fansuri tentang makrifat Tuhan, sifat Tuhan, dan nama Tuhan. Dalam karya ini ia mengatakan bahwa pada dasarnya syariat, hakikat, dan makrifat adalah sama.
6.     Syarah al Asyiqin (minuman orang-orang yang cinta kepada Tuhan). Berisi antara lain tentang perbuatan syariat, perbuatan tarikat, perbuatan hakikat, perbuatan makrifat, kenyataan zat Tuhan, dan sifat-sifat Tuhan. Di sini Hamzah Fansuri memandang Tuhan sebagai yang maha sempurna dan yang maha mutlak. Dalam kesempurnaan itu, Tuhan mencakup segala-galanya. Apabila tidak mencakup segala-galanya, Tuhan dapat disebut maha sempurna dan maha mutlak, karena mencakup segala-galanya maka manusia juga termasuk dalam Tuhan.
7.     Syair sidang faqir.
8.     Syair ikan tongkol.
9.      Al-Muhtadi.

10.   Ruba’i Hamzah al-Fansuri



PANDUAN ZAKAT PRAKTIS



PANDUAN ZAKAT PRAKTIS

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, adalah Negara yang memiliki potensi zakat yang sangat besar jumlahnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa zakat adalah ibadah yang memiliki posisi sangat penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Seperti halnya manfaat dalam penyantunan fakir miskin dan bantuan sosial lainnya. Di dalam buku yang disusun oleh Kementrian Agama Republik Indonesia pada tahun 2013 ini, dijelaskan informasi mengenai segala hal menegenai zakat, seperti pengertian, pendapat para ulama, hikmah diwajibkannya zakat, dalil-dalil yang berkaitan dengan zakat, siapa saja yang berhak mengeluarkan dan menerima zakat, harta yang terkena wajib zakat, bagaimana cara menghitung zakat, bagaimana pula mendistribusikan dan mendayagunakan harta zakat dan lain sebagainya. Selain itu di dalam buku ini juga dijelaskan bahwa macam

Sumber: simbi.kemenag.go.id

zakat bukan hanya zakat fitrah saja namun ada juga zakat maal atau yang biasa disebut zakat harta. Di jelaskan bahwa dasar hukum zakat telah terfirman dalam surat Al-Baqarah:43 selain itu juga masih banyak ayat-ayat maupun hadits yang disebutkan sebagai dasar hukum zakat. Dijelaskan juga mengenai seberapa banyak zakat dikeluarkan untuk zakat fitrah djelaskan menurut mazhab Maliki dan Syafi’I adalah satu sha’ makanan pokok yang dimakan di lingkungannya, contohya beras pada Indonesia. Sedangkan untuk zakat maal banyak bentuk dan ketentuannya.

Link: http://jatim.kemenag.go.id




Video



JUDUL VIDEO : Holy Quran Experiment in New York City
            Video ini menceritakan experiment atau percobaan membacakan ayat-ayat yang terdapat dalam kitab injil yang menurut pembuat video kontroversial kepada warga New York City secara acak di tengah kota dan mayoritas dari mereka adalah kristiani. Namun pembuat video menutupi cover dari injil dengan cover Al Quran karena seperti yang kita tahu di Negara Barat termasuk Amerika Serikat terjadi Islamophobia yaitu kebencian/ketakutan terhadap Islam dan banyak orang yang membully Islam.
            Ayat-ayat kontroversial yang dibacakan diantaranya :
1.      Jika keperawanan tidak ditemukan pada seorang wanita muda maka mereka harus mengusir dari rumah ayahnya dan menemukan pria untuk membunuhnya
2.      Wanita harus tetap diam di tempat ibadah. Mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara dan mereka harus tunduk
3.      Jika seorang istri tidak menutupi kepalanya maka dia harus memotong rambutnya hingga pendek dan jika ia ingin mempelajari sesuatu maka ia harus bertanya dulu pada suaminya di rumah
4.      Seseorang yang melihat wanita dengan tatapan nafsu maka ia sudah mempunyai komitmen
5.      Jika mata kananmu adalah penyebab kamu berbuat dosa maka cungkil dan buanglah. Jika tangan kananmu penyebab kamu berbuat dosa maka potong dan buanglah
Pada saat awal (saat masih bercover Al-Quran) mereka banyak yang tidak setuju bahkan mengecam ayat-ayat tersebut namun saat mengetahui bahwa ayat tersebut berasal dari Injil banyak yang langsung pergi dan ada yang malah berkata bahwa kalau itu dari Injil maka harus diikuti. 





JUDUL VIDEO : 15 Perbedaan Sunni dan Syiah
                Video ini menceritakan tentang perbedaan antara paham Sunni dan Syiah. Beberapa perbedaan tersebut antara lain :
Hal
Sunni
Syiah
Rukun Islam
1.      Syahadatain
2.      As-Sholah
3.      As-Shoum
4.      Az-Zakah
5.      Al-Haj
1.      As-Sholah
2.      As-Shoum
3.      Az-Zakah
4.      Al-Haj
5.      Al-Wilayah
Rukun Iman
1.      Iman kepada Allah SWT
2.      Iman kepada Malaikat
3.      Iman kepada Kitab-kitabnya
4.      Iman kepada Rasulnya
5.      Iman kepada Hari Kiamat
6.      Iman kepada Qada dan Qadar
1.      At-Tauhid
2.      An Nubuwwah
3.      Al Imamah
4.      Al Adlu
5.      Al Ma’ad
Syahadat
Syahadat Tauhid dan syahadat Nabi Muhammad SAW
Syahadat tauhid, syahadat Nabi Muhammad SAW, dan menyebut 12 Imam syiah
Imam
Imam adalah manusia biasa, bisa berbuat dosa dan tidak masuk rukun imam
Imam adalah seseorang yang bebas dari dosa dan masuk rukun imam
Khulafaur Rasyidin
Mengakui semua Khulafaur Rasyidin
Hanya mengakui Ali bin Abi Thalib
Sahabat Nabi
Melarang mencaci maki sahabat Rasulullah SAW
Tidak apa apa mencaci maki sahabat Rasulullah SAW
AL-Quran
Menganggap Al-Quran yang ada sekarang adalah suci dan orisinil
Menganggap Al-Quran yang ada sekarang sudah tidak orisinil dan sudah banyak diubah
Mut’ah (Kawin Kontrak)
Melarang mut’ah
Mut’ah sah dan halal
Sendekap
Sunnah
Sendekap dapat membatalkan shalat
Amin setelah shalat
Sunnah
Tidak sah dan batal shalatnya

JUDUL VIDEO : Filsafat Yunani
                Video ini menampilkan ceramah Ustadz Akmal Sjafril tentang filsafat Yunani untuk menjawab pertanyaan banyak orang yaitu “mengapa banyak orang belajar filsafat dan melakukan hal-hal yang aneh?” contohnya adalah seorang dosen filsafat di Padang yang menginjak Al-Quran di depan kelas, dan sebagainya.
            Menurut mitologi Yunani Dewa-Dewi tidak selalu berperilaku Agung. Ada kalanya mereka berperilaku sangat rendah. Seperti Dewa Zeus sebelum menjadi Dewa terkuat, dia menggulingkan ayahnya sendiri, memakan istri pertamanya, serta melakukan skandal perselingkuhan. Seorang filsuf Yunani pernah menyindir masyarakatnya sendiri “ Jika sapi atau kuda mempunyai tangan dan bisa menulis maka mereka akan menggambar dewa-dewi seperti sapi atau kuda”
            Maksudnya adalah Apa yang digambarkan oleh Yunani sebagai dewa-dewi mereka adalah pencerminan diri mereka sendiri. Inilah yang menjadi latar belakang mereka untuk berfilsafat, mereka bingung akan kebenaran, Tuhan, Agama karena mereka tidak mendapatkan gambaran tentang hal tersebut.

JUDUL VIDEO : Inilah penyebab ketakutan Eropa kepada Islam
            Video ini menceritakan tentang fenomena islamophobia yang terjadi di Eropa. Dari video tersebut dapat diketahui bahwa penyebab terjadinya islamophobia adalah karena Presentase penduduk islam tinggi di Eropa. Banyak dari mereka yang melakukan asimilasi dengan penduduk asli Eropa sehingga kehidupan mereka sangat baik dari berbagai segi salah satunya adalah pendidikan. Hal ini membuat Umat Islam semakin unggul dan punya jati diri. Namun terdapat beberapa oknum atau kelompok yang khawatir nantinya umat Islam akan menguasai Eropa lagi setelah dulu Peradaban Islam di Eropa runtuh.
            Hal ini membuat mereka melakukan berbagai hal untuk mengusir umat Islam dari Eropa. Mereka membuat propaganda, memprovokasi orang-orang untuk membernci Islam, menciptakan keragu-raguan terhadap kebenaran Islam, Menunjukkan kejelekan islam kepada Dunia dan sebagainya.

JUDUL VIDEO : Kerajaan Samudra Pasai
            Video ini menceritakan tentang kerajaan Samudra Pasai. Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang wilayahnya berada di Utara pulau Sumatra. Kerajaan ini didirikan oleh Dinasti Meurah Khair pada abad ke-11 sebelum akhirnya jatuh pada Dinasti Meurah Silu. Kerajaan Samudra Pasai dulu sempat memakai mata uang dirham. Masa keemasan Kerajaan ini adalah berhasil menjadi pusat perdagangan dan jalur perdagangan Internasional .
            Kerajaan Samudra Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit dan akhirnya runtuh. Kerajaan ini sempat bangkit sebelum akhirnya runtuh kembali dan jatuh ke tangan Portugis. 

JUDUL VIDEO : Peringatan 1 Suro di Surakarta
            Video ini memperlihatkan tentang ritual “Kirab Pusaka” yang dilakukan oleh Keraton Surakarta sebagai perayaan rutin pada malam 1 suro. Tradisi ini merupakan warisan dari Sultan Agung yaitu Sultan Kerajaan Mataram karena berhasil menggabungkan kalender hijriyah dan saka menjadi kalender jawa islam.
            Kirab pusaka sendiri adalah tradisi mencuci benda-benda pusaka dan ada juga arak-arakan kerbau bule. Tradisi ini sempat terhenti saat Jepang menjajah Indonesia sebelum akhirnya dilakukan kembali karena permintaan dari Presiden Soeharto saat itu.